Konsolidasi budaya yang bertujuan untuk menjamin kelestarian bumi

Reference: Blog City and UK News and MF and 9 Naga

Konsolidasi budaya, khususnya melalui pelaksanaan Pekan Konsolidasi Kepegawaian Budaya (Pekan Budaya), bertujuan untuk memastikan bumi tetap lestari, kata Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

“Pekan konsolidasi ini bukan sekedar pertemuan untuk bertukar pikiran tetapi juga untuk menegaskan komitmen bahwa budaya sebenarnya (dimaksudkan) untuk menjamin kelestarian bumi,” kata dirjen kebudayaan Kemenristekdikti Hilmar Farid di Magelang, Jawa Tengah, Kamis setelah membuka forum Pekat Budaya di Pusat Ekonomi Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur.

Berita terkait: Hartarto bahas upaya intensifikasi kerja sama ekonomi dengan KAMI

Pekan Budaya digelar mulai 8-10 September 2022 di tiga desa di wilayah Borobudur, yaitu Karangrejo, Karanganyar, dan Wanurejo.

Pekan Konsolidasi Kepegawaian Kebudayaan digelar untuk mendukung Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan G20 yang akan digelar pada 12 dan 13 September di kawasan Candi Borobudur.

“Melihat budaya, selalu tentang hubungan manusia dengan alam. Dari (forum ini) mengingatkan kita akan pentingnya memasukkan keterkaitan alam itu dalam perbincangan tentang budaya,” kata Farid.

Pekat Budaya merupakan acara penunjang yang diselenggarakan oleh Ditjen Kebudayaan yang menampilkan berbagai kegiatan budaya seperti seminar, diskusi informal, workshop, pameran, dan pertunjukan.

Ini juga merupakan platform bagi para pemangku kepentingan dan pelaku budaya untuk melakukan dialog satu sama lain dan memberikan pandangan mereka tentang “Budaya untuk Kehidupan yang Berkelanjutan.”Ini juga menyatukan perwakilan dari setiap inisiatif budaya untuk kehidupan berkelanjutan.

Berita terkait: Indonesia bahas blended finance opportunity dengan Denmark di G20

“Bagaimana menghasilkan pelajaran tentang bagaimana budaya yang berbeda di ekosistem yang berbeda dapat memiliki satu komitmen untuk memastikan bahwa bumi tetap berkelanjutan dengan menggunakan semua alat, baik itu ekspresi, organisasi, atau praktik,” kata Farid.

Pekat Budaya diharapkan dapat menghasilkan rumusan pesan-pesan kunci untuk “Amanat Borobudur” , yang akan dibagikan pada Rapat Menteri Kebudayaan G20 pada 13 September.