Kementerian, Komisi DPR dukung pengembangan industri panel surya

Reference: Blog City and UK News and MF and 9 Naga

Kementerian Perindustrian dan Komisi VII DPR mendukung pengembangan industri panel surya untuk memperkuat struktur manufaktur dalam negeri agar lebih kompetitif secara global, termasuk di industri teknologi berbasis elektronika, seperti PT Len Industri.

“Kami mendorong PT Len industri untuk terus memperdalam struktur industri hingga hilir, khususnya dalam pembuatan sel surya dengan mengolah pasir silika sebagai bahan baku,” kata Direktur Jenderal Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, dalam kunjungan kerja dengan Komisi VII DPR RI di PT LEN Industri, Bandung, Jawa Barat.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyatakan pihaknya memuji upaya PT Len Industri yang memerlukan perbaikan di bidang manufaktur untuk pengembangan panel surya. Upaya ini bertujuan untuk mendorong Indonesia menjadi negara yang mandiri dan berdaulat dalam hal energi.

“Selain itu, kami fokus pada produk solar cell dari PT. LEN yang dapat digunakan dalam proyek infrastruktur pemerintah, seperti proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS) 14MW, waduk Cirata, serta proyek energi lainnya,” kata Soeparno.

PT Len Industri bergerak sebagai integrator dalam industri elektronika dan telematika yang diterapkan pada sistem elektronika pertahanan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan navigasi, energi terbarukan dan sistem tenaga, serta transportasi dan industri.

Berita terkait: Kementerian ESDM bangun taman tenaga surya di seluruh Indonesia bagian timur

“Kami optimis PT Len Industri akan berperan penting dalam memberikan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia, baik dari segi kapabilitas industri maupun alih teknologi,” kata Bawazier.

Dengan keahlian teknologinya, PT Len Industri telah berhasil menjawab tantangan dan berpartisipasi dalam proyek strategis nasional untuk mengawasi transisi energi di Indonesia.

“PT Len Industri juga aktif bertransformasi menjadi pengembang proyek energi berskala nasional,” kata Bawazier.

PT Len Industri telah menyediakan listrik ke Indonesia dengan menjadi Independent Power Producer (IPP), bersama dengan Layanan Operation & Maintenance (O&M), serta kontraktor untuk proyek Procurement and Engineering Construction (EPC).

Melalui lini bisnis sel surya, perusahaan berupaya mendorong pergeseran energi dari energi konvensional ke energi terbarukan, sejalan dengan program ekonomi hijau. Kedepannya, perusahaan akan berupaya memperdalam struktur industrinya dengan mengolah pasir silika sebagai bahan baku untuk memproduksi sel surya.

“Kapasitas produksi modul surya PT Len Industri sudah mencapai 75 MW per tahun. Tentunya kami tidak akan berhenti sampai di situ dan telah merencanakan untuk menambah kapasitas modul surya, sehingga kami dapat berkontribusi lebih besar dalam penyediaan energi baru dan terbarukan,” kata Direktur Utama PT. LEN Industri, Bobby Rasyidin, menegaskan.

Berita terkait: Jepang tertarik bangun pembangkit listrik tenaga surya 15 MW

Saat ini, local content requirements (TKDN) produk modul tenaga surya dari PT. Industrial LEN sudah mencapai 47,5 persen.

“Perusahaan berupaya meningkatkan nilai TKDN dengan membangun pabrik sel surya dalam negeri. Hal ini juga sejalan dengan tujuan Indonesia sebagai negara yang mandiri di sektor industri hulu (industri komponen),” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Standardisasi dan Kebijakan Pelayanan Industri (BSKJI) Doddy Rahadi menyampaikan bahwa mengingat peran penting PT Len Industri sebagai integrator, pemerintah akan mendukung pengembangan ekosistem industri elektronika.

Untuk mendukung produktivitas PT LEN Industri, beberapa aspek penting harus didorong, antara lain fasilitas ekspor, pengadaan bahan baku, dan perumusan TKDN.

“Upaya ini tentunya membutuhkan dukungan dari stakeholder terkait, seperti lintas kementerian dan lembaga,” kata Rahadi.

Kemenperin juga akan terus mendorong PT Len Industri, sebagai BUMN, untuk mengembangkan ekosistem industri elektronika dalam rangka mendukung bisnis utamanya.