Badan Restorasi Lahan Gambut Indonesia (BRG) mengatakan pihaknya berharap dapat merestorasi 2,4 juta hektar lahan gambut yang rusak hingga tahun 2020.
Reference: Blog City and UK News and MF and 9 Naga
Pada tahun 2020, sekitar 2,4 juta hektar lahan gambut yang rusak akan dipulihkan, kata kepala BRG Nazir Foead di sini.
Nazir mengatakan negara itu memiliki 14 juta hektar lahan gambut di 17 provinsi, tetapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin fokus pada pemulihan 13 juta hektar lahan gambut yang rusak dan terbakar di tujuh provinsi.
Ketujuh provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Sekitar 875.000 hektar lahan gambut di tujuh provinsi tersebut terbakar saat terjadi kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015.
“Presiden meminta kita fokus di tujuh provinsi. Dari 13 juta hektare lahan gambut yang ada hanya kurang dari enam hektare namun tidak rusak dalam bentuk hutan primer,” kata Nazir.
Upaya jangka pendek untuk memulihkan lahan gambut yang rusak adalah dengan memanfaatkan sumber daya air yang ada di sekitar wilayah tersebut, katanya.
BRG, bagaimanapun, masih menunggu hasil survei pemetaan berupa peta geospasial lahan gambut dari Universitas Gajahmada (UGM) yang dikelola negara, katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, BRG menginginkan proses pemulihan lahan gambut dilakukan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pedoman sebagai acuan penerapannya di seluruh wilayah.
Nazir mengatakan BRG bekerja sama dengan tim ahli dari UGM untuk menyiapkan peta pedoman perlindungan lahan gambut.
Peta geospasial dengan skala 1: 20.000 akan menunjukkan peta wilayah sekitar lahan gambut yang memiliki sumber daya air.
“Saya berharap UGM menyelesaikan proses pemetaan pada akhir tahun ini sehingga dapat disebarluaskan di seluruh wilayah kabupaten yang memiliki lahan gambut untuk restorasi. Kami berharap pemugaran fisik tahun depan bisa mengikuti perencanaan dengan baik,” katanya.
Prihatin dengan kerusakan luas lahan gambut akibat kebakaran hutan besar di Indonesia pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo membentuk BRG untuk mengkoordinasikan dan mempercepat restorasi untuk menjaga kesehatan ekosistem gambut dan keanekaragaman hayati.
Dialogue on Climate Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini mengatakan bahwa restorasi lahan gambut di Indonesia telah mengalami kemajuan dengan perencanaan strategis, rencana aksi dan penyusunan peta indikatif lahan gambut yang rusak.