Tambang emas Martabe siap mulai produksi

PT Agincourt Resources Indonesia berencana untuk segera memulai produksi di tambang emas dan perak Martabe di Batang Toru di distrik Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, kata juru bicara perusahaan.

Reference: Blog City and UK News and MF and 9 Naga

“Produksi awal dijadwalkan akan dimulai pada Juli 2012,” kata Pengawas Lingkungan Septamto L. Inkiriwang dari perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari G-Resources Group Ltd. katanya di Pekan Raya Sumatera Utara di sini, Minggu.

Sejak tahun 2010 dan hingga saat ini perusahaan pertambangan Asia Pasifik yang berbasis dan terdaftar di Hong Kong, G-Resources Group Ltd, masih menyelesaikan pekerjaan konstruksi, pengoperasian, dan eksplorasi di tambang tersebut. Pekerjaan desain dan teknis kini telah selesai 90 persen.

Jika seluruh tahapan pekerjaan konstruksi, operasi, dan eksplorasi dilakukan sesuai rencana, produksi awal tambang emas Martabe diperkirakan berjumlah 2.500 ton emas dan dua hingga 3.000 ons perak per tahun.

Tambang emas Martabe terletak di zona mineralisasi seluas 30 kilometer persegi dalam kontrak kerja generasi keenam seluas 1.639 kilometer persegi.

“Tambang emas dan perak Martabe sangat prospektif karena berpotensi berproduksi selama 50 tahun,” kata Septamto.

Ia mengatakan biaya produksi di tambang emas Martabe akan menjadi yang paling murah di dunia karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan sarana prasarana utama.

Lokasinya tidak jauh dari jalan tol Trans Sumatera dan hanya sekitar 40 kilometer dari kota Sibolga yang memiliki pelabuhan dan pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 230 megawatt.

Pembangunan fisik proyek pertambangan tersebut melibatkan sekitar 4.000 pekerja dan 700 di antaranya berasal dari beberapa desa di Batang Toru.

Dia mengakui dukungan dari masyarakat setempat sangat berarti bagi keberhasilan jangka panjang proyek tersebut.

“Kami telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan masyarakat setempat dan mengembangkan program-program yang akan menguntungkan semua pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pembangunan jangka panjang,” katanya.

Mengingat hal itu, dia mengatakan kerja sama yang baik dan pembangunan berkelanjutan telah menjadi landasan filosofis jauh sebelum tambang mulai berproduksi. (*)